Alhmdulillahi rabbil a`alamin wassolatul wassalamu `ala asrofil anbiyai wal mursalin amma ba`du
Allah subhanahu wa ta`ala memberikan kita kenikmatan yang sangat banyak, kenikmatan yang tidak terhingga, baik nikmat harta, jabatan , kesehatan, anak dan nikmat iman yang paling penting. Namun banyak dari manusia kadang lupa akan nikmat yang selalu diberikan Allah, mereka merasa bahwa nikmat yang mereka rasakan hasil jerih payah mereka sendiri. Seperti kisah qorun yang Allah gambarkan dalam firmann-Nya, yang mana Allah telah menunjukkan kepada orang-orang dan Qarun tentang siapa Raja yang sesungguhnya.
”Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: ‘Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri’. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Qarun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.” ”Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”.
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar.” Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu. berkata: “Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (ni`mat Allah).” Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Qashash: 76-83)
Dari ayat diatas menggambarkan bahwasannya kita harus selalu bersyukur, walau dalam keadaan apapun, karna dengan selalu bersyukur allah akan menambahkan nikmat-Nya kepada kita. Sebagaimana firman-Nya :
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Ketahuilah saudaraku, kunci sukses kehidupan di dunia adalah dengan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, karna sesungguhnya Allah tidak melihat rupa kita, harta kita apalagi jabatan kita, yang Allah lihat adalah hati kita bagaimana kita bisa mnejadikan Allah tempat kembali dan selalu bersyukur atas segala kenikmatan yang selalu diberikan kepada kita
Sebagaimana dalam hadist rasulullah Shallahu `alaihi wasallam bersabda :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: ((إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ)). رواه مسلم
Artinya: Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian akan tetapi Dia melihat kepada hati-hati kalian dan perbuatan-perbutan kalian.” (HR. Muslim).
Wahai saudaraku, ketauhilah karna perbedaan antara orang yang beriman dengan orang yang ingkar/durhaka kepada Allah, Nabi saw umpamakan seperti:
“ orang yang beriman ia melihat dosanya bagaikan gunung yang tinggi yang ia berada di bawahn-Nya, dan ia takut tertimpah gunung tersebut, tetapi orang yang durhaka merka menggangap dosanya seperti lalat yang hinggap di muka, kemudian di usir ke sana- ke sini…”.
Semog kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah…Aamiin..
Penulis : Eriansyah Kamal (Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Ummah)
Gambar : atar
1 Comment
hamba Allah
Syukron Pak Eri, lanjutkan