Merindukan seseorang atau sesuatu memang butuh effort yang besar. Tetapi tidak harus memiliki alasan kuat untuk merindu, karena jika sudah cinta tak perlu diungkapkan kepada khayalak. Namun, bagaimana menumbuhkan rasa cinta dan rindu bila tidak pernah bertemu?
Hai sobat, Rasulullah SAW di akhir hayat beliau menyebut kita loh! Dalam kisah disebutkan beliau berteriak lirih, “Ummatii, ummatii, ummatii!” (Umatku, umatku, umatku!) Bagaimana bisa seseorang yang hidup di masa lampau kemudian menyebut seseorang nun jauh di masa mendatang? Siapa yang beliau panggil? Ya umatnya yang tidak bertemu beliau di masa yang sama. Masya Allah. Semoga kita terpilih menjadi orang-orang yang akan menerima syafa’at dari beliau, aamiin.
Pada bulan Rajab, ada peristiwa yang luar biasa terjadi. Yaitu, peristiwa Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dalam satu malam dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis (Al-Aqsha) yang disebut Isra Miraj. Kemudian, disyariatkan sholat lima waktu hingga kini, di mana sebelum peristiwa itu kaum terdahulu melaksanakan sholat dengan jumlah yang banyak. Sungguh berjasa sekali buah dari perjuangan Rasulullah SAW, sebagai bukti kecintaan beliau kepada umatnya. Lalu, hubungan rindu, cinta, dan Isra Miraj apa dong?
Kawula muda, perjalanan Rasul dalam peristiwa Isra Miraj harus bisa kita ambil ‘ibrah (pelajaran). Bagaimana perjuangan beliau dengan jarak tempuh yang jauh disertai singkatnya jangka waktu, menghasilkan suatu aturan yaitu (salah satu) sholat wajib menjadi lima waktu saja. Bagaimana dari perjalanan tersebut Rasul mendapat kepayahan yang sangat meletihkan. Tetapi beliau tetap melakukan perjalanan tersebut hingga ke langit s(sidratul muntaha). Itulah bukti kecintaan Nabi Muhammmad SAW kepada kita selaku umatnya. Apa beliau tidak bisa berkata, beralasan untuk tidak melakukan itu semua?
Hai pemuda! Jika kita masih galau tentang “cinta” yang pasang-surut, lalu nyetatus seakan-akan hidup berakhir, malu rasanya kita tidak nyetatus peduli terhadap investasi miras yang dapat merusak generasi muda. Jika kita masih berangan-angan ingin viral dan terkenal sebab aplikasi joget-joget, payah rasanya ingin berkarya layaknya Ustadz Adi Hidayat atau Ustadz Salim A. Fillah lewat buku-buku yang mereka terbitkan. Jika yang terpikirkan dalam kepala hanya rumah yang berisi barang branded berlimpah dan mobil miliyaran yang mewah, sulit rasanya membangun kebiasan bersedakah 1000 rupiah tiap pagi.
So, rindu itu ngga berat kok. Tapi mempertahankan apa yang sudah seharusnya dipertahankan yang berat. Mari kita ambil peran menjadi penyelamat Baitul Maqdis di Palestina. Tempat yang dahulu menjadi saksi perjuangan Rasulullah SAW memperjuangkan sesuatu yang memudahkan kita hingga kini. Semoga kita senantiasa diberikan hidayah dari-Nya. Aamiin.
PALESTUM ? PALESTINA !
Komentar