
SEMINAR PARENTING 2016 SMAIT HARAPAN UMAT KARAWANG
Karawang (14/04/2016), SMAIT Harapan Umat Karawang mengadakan seminar parenting yang bertajuk “ Melejitkan Potensi Moral dan Spiritual Anak” dengan narasumber bunda Kurnia Widhiatuti secara gratis. Seminar ini diadakan di kampus Sekolah Islam Terpadu Harapan Umat Karawang, dengan tujuan untuk memperkenalkan SMAIT Harapan Umat kepada masyarakat sekitar dan untuk mencetak potensi moral dan spiritual anak sebagai generasi muda calon pemimpin bangsa. SMAIT Harapan Umat bekerja sama dengan komite sekolah dan Sygma dalam pelaksanaan agenda PSB ini.
Dalam seminar tersebut diberitahukan bahwa kita akan menemukan tiga momentum berharga. Momentum pertama yaitu pada tahun 2024 diperkirakan akan menjadi momentum kebangkitan islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا”
“Sesungguhnya Allah akan mengutus (menghadirkan) bagi umat ini (umat Islam) orang yang akan memperbaharui (urusan) agama mereka pada setiap akhir seratus tahun”
(HR Abu Dawud, al-Hakim dan ath-Thabaran)
Kedua, pada tahun 2025 Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi yang artinya pada tahun itu angka usia prodiktif akan lebih mendominasi daripada usia non prodiktif. Ketiga, negara Indonesia mencapai satu abad usia kemerdekaan pada tahun 2045 yang artinya pada tahun 2045 anak-anak kitalah yang akan menjadi pemimpin. Anak-anak kita yang akan mengalami tiga momentum besar tersebut. Sudahkah kita mempersiapkan anak-anak kita?
Menurut bunda Kurnia, waktu berharga dalam pengasuhan anak dibagi menjadi empat. Pertama, zona merah (7 tahun pertama), pada zona ini anak-anak diperlakukan seperti “raja”. Maksudnya anak jangan dimarah-marahi, jangan menuntut anak untuk cepat mengerti. Karena pada saat anak dimarahi 250.000/detik sel otak anak akan rusak. Kedua, zona kuning ( 7 tahun kedua), pada zona ini perlakukan anak-anak seperti “asisten”. Maksudnya pada usia ini anak diajarkan persiapan kemandirian, ajari anak untuk membanu pekerjaan rumah seperti: menyapu, anak secara tidak langsung belajar secara detail dan mampu melihat hal-hal kecil.
Ketiga, zona hijau ( 7 tahun ketiga), pada zona ini anak diperlakukan sebagai “duta”. Artinya pada usia ini anak sudah siap jalan, ,mmandiri dan dipercaya mengambil keputusan sendiri. JIka pada zona ini anak belum mandiri, artinya kita masih memiliki hutang pendidikan kepada anak-anak kita di zona merah dan zona kuning. Keempat, zona biru (7 tahun keempat), pada zona ini anak dianggap sebagai pemimpin. Artinya anak sudah siap lepas landas dan kita harus siap untuk melepas masa pengasuhan bersama mereka (anak). Ingat jangan sampai salah zona pengasuhan ya bunda-bunda ….
Hal yang harus kita waspadai adalah bahwa kaum yahudi menggempur kita dengan arus teknologi melalui tv, game online, media sosial dan lainnya, agar generasi muda kita tidak siap menghadapi ketiga momentum tadi. Efek dari teknologi global antara lain : perubahan sosial dan gaya hidup, komunikasi jarak jauh, sibuk dan abai situasi (acuh/cuek) serta krisis idola. Agar anak terhindar dari efek negatif arus teknologi maka biasakan anak untuk membaca buku. Dengan membaca buku, anak mampu mengendapkan informasi karena tubuh yang bergerak, tangan yang bergerak saat membuka halaman demi halaman.
Komentar