Semenjak Maret 2020 pandemi virus Covid-19 mulai melanda dunia, terkhusus di Indonesia. Banyak kegiatan yang tidak bisa diadakan dalam jumlah banyak. Dan yang terdampak pun bukan hanya kegiatan dalam kesehatan, namun juga pendidikan. Peraturan pemerintah dalam membendung serang virus tersebut menjadi batu sandungan dunia pendidikan. Ya, mengikuti peraturan bukan hanya sebatas tutup sekolah, tetapi mengatur ulang bahkan mencoba hal baru, yaitu pembelajaran melalui digitalisasi.
Namun, bukan akhir dari perjuangan para guru dalam membangun pendidikan yang berkualitas. Di awal pandemi memang banyak kesulitan dan kebingungan bagi banyak guru serta sekolah dalam menyiasati berbagai kegiatan dengan kondisi tersebut. Hingga pada sebuah momentum, Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Harapan Umat Karawang bekerjasama dengan Masjid Raya Puri Telukjambe Karawang sukses mengadakan kegiatan i’tikaf (mabit). Kegiatan ini disebut QFC (Qur’an Fun Camp), dengan tema “Raih Keberkahan Al-Qur’an di Masa Pandemi”.
Kegiatan yang memang rutin diadakan tiap tahun, pada awal perencanaan di masa pandemi ini memang banyak perhatian khusus yang cukup melelahkan. Berbagai antisipasi dan situasi tertentu dituntut agar bisa lebih teliti, mengingat pandemi masih berlanjut melalui peraturan pembatasan kegiatan dengan jumlah orang yang masif. Dan hal tersebut tentu perlu tenaga ekstra.
Alhamdulillah, kegiatan yang berlangsung pada 10 – 11 Februari 2021 ini, mendapat banyak feedback baik dari berbagai pihak. Seperti, pengurus masjid yang telah mengizinkan penggunaan serta keramahan jama’ah yang melaksanakan sholat berjama’ah di masjid. Begitu pula respon baik dari para orang tua (wali) siswa-siswa yang menyetujui serta mengarahkan anak-anak mereka turut menyertai kegiatan ini secara langsung.
Program ini walau program rutinan, tetapi pada tahun ini memiliki pelbagai tantangan. Izin dari pihak orang tua adalah “sesuatu banget”. Bagaimana tidak, dari target 83% siswa-siswa, hanya kisaran 43% saja yang diizinkan dan ikut secara tatap muka. Ya, alasan utama tidak mendapar izin adalah karena penyebaran virus Covid-19 masih ada.
Terakhir, ucapan syukur atas anugerah yang luar biasa ini. Betapa tidak bahagia, setelah kegiatan, tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Seperti yang ditakutkan di awal, kewaspadaan terhadap penyebaran virus Covid-19 membayangi tiap keputusan. Dan syukur, tidak ada yang dinyatakan terpapar maupun mendapatkan rasa gejala-gejala terpapar. Benar-benar suatu kenikmatan tiada tara. Alhamdulillah. [ ]
Komentar